Kalau kamu sudah terbiasa dengan tren belanja online, pastinya kamu tidak asing lagi dengan yang namanya e-commerce. E-commerce adalah proses jual-beli yang dilakukan secara online melalui website antara penjual dan pembeli.
Jaman sekarang ini, sepertinya hampir semua orang dari semua kalangan, kelas, dan usia tahu bagaimana konsep belanja online berbeda dengan belanja di toko biasa. Tanpa batasan ruang dan waktu, kita dapat melihat katalog produk dan melakukan transaksi belanja online ini.
Nah, setelah e-commerce, muncul juga istilah social commerce yang belum banyak diketahui di Indonesia. Social commerce adalah salah satu istilah yang sering digunakan orang untuk menggambarkan model toko online yang memanfaatkan media sosial untuk keperluan promosi.
Sederhananya, e-commerce vs. social commerce ini memiliki perbedaan yang paling mencolok di bagian penggunaan media sosial dalam proses jual beli onlinenya. Tapi tentu saja bukan hanya itu perbedaannya. Sebelum dijelaskan lebih detail, coba perhatikan tabel di bawah ini!
Perbedaan E-commerce vs. Social Commerce Dari Mata Pembeli
No. | E-commerce | Social Commerce |
1 | Fokus pada katalog produk | Fokus pada chat pembeli |
2 | Transaksi di dalam platform | Transaksi di luar platform |
3 | Tidak mengandalkan sosial media | Mengandalkan sosial media |
4 | Tidak selalu ada review | Review langsung dari mulut ke mulut |
5 | Aktif 24 jam | Ada jam operasional |
E-commerce biasanya hadir sebagai paket komplit yang menawarkan katalog produk serta proses transaksi jual beli yang dilayani 24 jam secara otomatis di dalam platform. Sementara itu, social commerce justru fokus pada pelayanan dalam fitur chat dengan calon pembeli.
Selain untuk media promosi, dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain, tentunya calon pembeli dapat lebih mudah bertanya-tanya mengenai produk yang dijual. Tidak terbatas dengan katalog produk yang ditampilkan pada e-commerce.
Tak hanya itu, dalam perbandingan e-commerce vs. social commerce ini, penggunaan media sosial pada social commerce juga berfungsi sebagai sarana rekomendasi. Kamu lebih percaya pada produk dan tempat belanja jika orang yang kamu kenal merekomendasikannya, kan?
Social commerce memungkinkan kamu untuk bisa membagikan review produk dan pengalaman belanja ke teman-teman. Promosi mulut ke mulut seperti ini akan membangun jaringan belanja yang kuat dan terpercaya. Tentu juga, menguntungkan baik pihak pembeli maupun penjual.
Jadi, bisa disimpulkan, e-commerce vs. social commerce memang berbeda dari beberapa sisi dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ketika kekuatan e-commerce terdapat pada nilai praktisnya, social commerce menawarkan nilai yang lebih berdasar interaksi, baik antara penjual dan pembeli maupun antara pembeli dan pembeli lainnya.
Mucho Shopping: Perpaduan E-commerce dan Social Commerce Yang Sempurna!
Menariknya, di jaman yang sudah serba mungkin ini, kelebihan e-commerce dan social commerce yang menguntungkan pembeli dapat kita dapatkan semuanya di Mucho Shopping!
Aplikasi Mucho menawarkan platform belanja online yang praktis, dengan katalog produk lengkap dan transaksi langsung di dalam platform. Tapi, kamu juga bisa merasakan the power of social media di Mucho Shopping ini.
Shop, share, save. Di aplikasi Mucho, kamu bisa berbelanja, membagikan tautan barang yang kamu beli di media sosial, lalu berhemat dengan tambahan potongan harga yang ditawarkan, lho! Menarik, kan?
Fitur belanja sosial #BeliBerdua adalah salah satu hal yang membuat aplikasi Mucho berbeda dari aplikasi belanja online lainnya. Selain lebih murah, kamu bahkan bisa tidak sengaja mendapat teman baru ketika mencari teman belanja.