Pemilihan jenis huruf pada sebuah brand atau merek tampaknya tidak bisa disepelekan. Pasalnya, ini berhubungan dengan branding di masyarakat yang membuat mereka tidak akan lupa dengan ciri khasnya. Contohnya seperti font yang dipakai Supreme. Secara sekilas mungkin orang-orang melihatnya sangat biasa.
Background merah dan huruf berwarna putih, apa uniknya?
Nah, justru itu! Dari ingatan Anda yang bisa mendeskripsikan bagaimana jenis font yang digunakan oleh merek super mahal itu, akhirnya menjadi nilai ciri khas di kalangan masyarakat. Melalui artikel ini, kami akan jelaskan lebih rinci mengenai Supreme, yang sekarang ini sangat terkenal dengan label “mahal”nya itu.
Fakta Menarik Merek ‘Supreme’
Sebelum memberikan bocoran nama font yang dipakai Supreme, kami ingin sedikit membahas fakta menarik dari merek yang sudah tidak asing ini. Supreme sebenarnya merupakan sebuah merek streetwear asal Amerika Serikat.
Merek ini tidak hanya terkenal di negara adidaya tersebut saja, melainkan juga terkenal sampai ke beberapa negara. Popularitas ini tidak hanya dari segi branding saja, namun kualitas yang ditawarkan memang sangat baik. Maka dari itu, produk-produk yang dikeluarkannya selalu dengan harga yang fantastis.
Meskipun popularitasnya baru terasa akhir-akhir ini, namun ternyata perusahaan streetwear ini sudah berdiri sejak tahun 1994 di Lafayette Street, New York City, Amerika Serikat. Nah, sosok di balik dari kesuksesan Supreme adalah James Jebbia, yang sebenarnya juga merupakan seorang desainer dan pengusaha dari Amerika Serikat juga.
Jangan kaget, bisnis Supreme ini awalnya hanya dibuat bermodalkan uang 160 juta rupiah saja, lho! Namun berkat kemampuan James Jebbia yang berani mempertahankan kualitas dan pasar, akhirnya produk yang ia miliki masih terus berdiri sampai sekarang ini.
Nama Font Yang Dipakai Supreme
Supreme sebagai merek terkenal ini menggunakan font bernama Futura Heavy Oblique. Ditambah dengan latar belakang merah yang semakin memperlihatkan ciri khas dari brand sultan ini. Biasanya para perusahaan terkenal akan mengklaim font untuk logo yang digunakan. Namun hal tersebut tidak dilakukan oleh perusahaan asal Amerika Serikat ini.
Bukan, bukan karena Supreme berbaik hati membebaskan perusahaan atau pihak lain untuk menggunakan konsep “logo box”nya. Namun ini dikarenakan konsep tersebut sebenarnya ukan konsep orisinil yang ditemukan Supreme.
Sudah ada seorang seniman bernama Barbara Kruger yang lebih dulu menggunakan konsep ikonik tersebut di tahun 1981. Jika melihat tahun rilisnya, tentu saja brand tersebut yang baru hadir di tahun 1994 tidak bisa mengklaim hak cipta terkait font yang dipakai Supreme.
Nah, untuk Anda yang sedang merintis usaha, coba pelajari lebih dalam tentang font gratis untuk komersial. Pelajari bagaimana menentukan font yang akan menjadi ciri khas dari produk yang Anda tawarkan. Sehingga nantinya masyarakat bisa mengenali merek yang Anda miliki hanya dengan melihat font dan logonya saja. Inilah bukti dari branding melalui font yang dipakai Supreme.